Disclaimer:
Rangkuman ini saya buat setelah melihat siaran salah satu channel youtube yang membahas tentang kepenulisan dengan narasumber penulis terkenal TereLiye (sumber channel akan saya cantumkan dibawah). Membuat rangkuman saya rasa tetap akan saya lakukan kedepannya sebagai salah satu cara latihan dalam meningkatkan pemahaman akan suatu materi, kemudian menuliskannya kembali. Namanya rangkuman berarti ada yang plek ketiplek saya tulis dari ucapan narasumber (kata per kata), dan ada juga yang saya tulis berdasarkan pemahaman saya atas apa yang disampaikan. Kalau mau lebih maknyus ya lihat videonya langsung mbak mas, karena tidak semua contoh, perumpamaan, nasehat dll saya masukkan rangkuman ini. So.. lets get started our first RKO (Rangkuman Kuliah Online)… udah berasa kayak chenel yutub aja bah..
Tere Liye merupakan seorang penulis dengan nama asli Darwis. Ia lahir di pedalaman Sumatera (orang Melayu Sumatera), di kabupaten Lahat. Ia mulai aktif menulis sejak SD hingga saat ini. Ia menghasilkan lebih dari 30 buku. Karya terkenalnya berjudul: Hafalan Shalat Delisa. Berikut tips terbaik menulis dari Tere Liye:
Menemukan sudut pandang yang berbeda
Topik tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial. Sudut pandang yang tidak dipikirkan kebanyakan orang. Contoh topik: Hitam
Hitam selalu datang terlambat, kemana-mana selalu terlambat. Ke pasar terlambat, ke sekolah terlambat, ke mall terlambat. Pada suatu hari teman-temannya bosan sekali, memutuskan pergi tanpa warna hitam. Mejikuhibiniu pergi tanpa warna hitam, sejak itulah warna pelangi tidak memiliki warna hitam.
Adalah tugas penulis pertama kali memikirkan sudut pandang yang berbeda. Penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang berbeda. Apapun tulisan yang akan dibuat, selalu muncul dengan sesuatu yang berbeda, tampil lebih beda jauh lebih efektif dibandingkan hanya tampil lebih baik.
Mengumpulkan amunisi menulis
Penulis yang baik membutuhkan amunisi, tidak ada amunisinya tidak bisa menulis. Amunisi berarti ide-ide didalam kepala kita. Amunisi bisa dicari dengan 3 hal:
- Banyak-banyak baca buku (baca apa saja). Kita tidak bisa menulis jika tidak suka membaca. Membaca itu penting untuk membuka cakrawala pikiran.
- Banyak-banyak melakukan perjalanan. Penulis yang baik mutlak sekali melakukan perjalanan.
- Bertemu dengan orang-orang bijak. Berteman dan bergaulah dengan banyak orang dan “simaklah” kisah mereka.
Kata guru-guru Mashyur:
“Ananda kalau kamu ingin menulis ketahuilah satu paragraf yang kamu tulis dalam sebuah tulisan setara dengan satu buku yang harus kamu baca.”
Ilustrasi dalam menulis:
Menulis itu sama dengan di meja kita ada 6 buah gelas kosong, kita punya teko satu, teko ini digunakan untuk menuang 6 gelas kosong. Kalau teko kita kosong, bisa mengisi 6 gelas kosong? Imposibble. Jangankan penuh, menetespun tidak. Tapi kalau teko kita penuh, mudah sekali gelas itu terisi.
Mulailah mengisi kepala kita dengan amunisi, terlepas kedepannya kita menjadi penulis masyhur atau tidak, hal tersebut penting bagi kita. Jika dikepala kita terdapat banyak ide dan inspirasi, maka menulis, menemukan sudut pandang yang berbeda itu mudah sekali. Tentang cinta misalnya, sumber inspirasi cinta itu bisa didapat dengan bertanya kepada kedua orang tua kita, atau kakek nenek kita yang sudah menikah selama 60 tahun. Maka jawaban dari mereka bisa menarik sekali, cerita mereka akan menambah pemahaman kita mengenai apa itu Cinta.
Bagaimana ketika itu dituliskan
- Kalimat pertama itu mudah. Mulailah dengan kalimat apapun yang terlintas di kepala, nantinya akan mengalir sendiri, ide muncul sehingga tersusunlah suatu tulisan. Selanjutnya kita bisa menghapus kalimat-kalimat awal yang dirasa tidak sesuai dengan tulisan secara keseluruhan yang sudah jadi.
- Gaya bahasa adalah kebiasaan. Menulis dengan gaya bahasa yang lembut, halus dan indah akan dapat dilakukan sepanjang kita membiasakan dengan terus menerus berlatih menulis.
- Menyelesaikan lebih gampang. Menulis itu menyenangkan. Jika menulis kita merasa tersiksa lahir dan batin, boleh jadi kita tidak cocok menjadi penulis. MENULIS HARUS MENYENANGKAN. Jika kita tiba pada bab terakhir tulisan lalu kita bingung bab nya apa, ya santai saja. Tutup saja. TAMAT. Tidak ada keharusan harus ada kesimpulannya. Kecuali Skripsi ;P
Ala bisa karena terbiasa. Latihan – latihan – latihan.
Kata kunci untuk bisa menulis adalah latihan-latihan dan latihan. Jika benar-benar mau menjadi seorang penulis, berjanjilah akan menulis 1000 kata per hari. Laksanakan selama 180 hari nonstop. Jika sudah selesai 180 hari, berhenti di hari ke 181. Maka disaat itulah kita telah menetas menjadi penulis yang sama baiknya dengan orang-orang yang kita baca tulisannya selama ini.
Tambahan Inspirasi dari sesi tanya jawab:
- Berhenti mendengarkan komentar orang lain yang tidak ada faedah dan manfaatnya.
- Berhenti mengatakan kita sibuk (sehingga tidak punya waktu untuk menulis) karena hal tersebut adalah Omong Kosong. Disiplinlah untuk menentukan waktu kapan akan menulis. DISIPLIN. Ingin jadi penulis tapi tidak disiplin, maka tidak akan bisa menjadi penulis.
- Bagaimana bisa menghidupkan kembali tulisan kita adalah dengan LATIHAN. BANYAK LATIHAN MENULIS.
- Menulis itu Simpel, bagi Tere Liye ada 3 levelnya:
- Tulisan-tulisan yang menghibur dan menemani. Yaitu tulisan yang dapat menghibur dan menemani seseorang dalam menghabiskan waktunya.
- Tulisan yang bermanfaat. Yaitu tulisan yang ketika dibaca akan menambah pengetahuan baru bagi pembacanya.
- Tulisan yang menginspirasi. Yaitu tulisan yang ketika dibaca, akan menambah pemahaman baru dipikiran pembacanya.
Bagi Tere Liye, ketika ia menulis ia tidak pernah peduli dengan level tertingginya, ia menulis dengan fokus untuk menghibur dan menemani. Kabar baiknya, pesan dari Guru menulis Tere Liye:
“Ananda besok lusa kalau kau ingin jadi penulis, pastikan kamu menulis dengan tulus, maka jika kamu menulis dengan niat yang tulus.. Apa yang terjadi? Tulisanmu serta merta naik pangkat, tidak hanya menghibur dan menemani ,loncat menjadi bermanfaat, loncat lagi ke level paling tinggi: menginspirasi orang lain. Itulah tulisan yang paling bermanfaat disekitar kita, buku-buku yang ketika kamu baca akan mengubah kehidupanmu.”
- Inspirasi bisa kita dapatkan dari mana saja.
Sebuah Nasehat Lama:
Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Waktu terbaik kedua menanam pohon adalah HARI INI. Barangsiapa yang bercita – cita menjadi seorang penulis, maka tanamlah pohon kepenulisannya HARI INI. SEGERA. Karena waktu terbaik kedua hanyalah HARI INI. Tidak perlu menunggu 20 tahun, boleh jadi 5-6 tahun saja, pohonmu sudah mulai tumbuh besar, mulai berbuah, mulai bermanfaat bagi orang disekitarnya. Tidak mudah dalam menanam pohon tersebut, tapi jika bersungguh-sungguh berkomitmen merawat pohonmu dengan terus berlatih menulis. InsyaAllah pohon kepenulisanmu akan tumbuh besar.
Ayat pertama yang turun dalam Al-Quran adalah IQRA (Bacalah). Bacalah, bacalah, bacalah.. Namun yang lebih prinsipil dari itu adalah: kita mau baca apa?
Generasi muslim terbaik terdahulu, mereka rata-rata adalah penulis. Ulama-ulama termashyur zaman dahulu rata-rata adalah penulis. Kita tidak mengenal Imam Ghozali, tapi hari ini kita mengenal dia melalui tulisan-tulisan yang dia tulis. Maka tibalah pertanyaan pada kita kelak, kita mau meninggalkan apa dalam hidup ini?
SIAPAPUN BISA JADI PENULIS.
Mulailah perjalanan panjang kita menulis…
Sumber gambar: Pixabay
Sumber Rangkuman Kuliah Online (RKO)
Chanel Youtube: MBS TV Yogyakarta
Tere Liye_Berbagi Tips terbaik menulis_tips pertama